Kemping di Sawah

kemping di sawah jaman baheula

kemping di sawah jaman baheula

Jaman baheula, sekitar taun 90-an kemping adalah salah satu hobi paling didemenin. Ga peduli waktu, biar bolos sekolah yang penting bisa kemping. Malah beberapa hari sebelum Ramadhan, semacam ritual tahuanan, saya and the gank biasa kemping menyambangi banyak tempat, pernah di pinggiran Waduk Jatiluhur, Kebun teh Pangalengan, Gunung Gombong Cianjur, Panjalu dan lain-lain. Yang ada di foto ini adalah pengalaman kita di jaman jebott, kemping di sawah dekat Cigede Kuningan. Ceritanya ini adalah acara saya ngajakin barudak junior mencoba beberapa tempat di kampung, keliling ke kuburan Gunung Ebun, Curug Bangkong dan kemping ini, tempatnya di sawah milik nenek sebelum daerah Nangkagede.

Mungkin buat orang desa pada saat itu nginep di saung bukanlah merupakan hal yang aneh, karena sambil jagain panenan atau kolam yang mau dipanen adalah hal biasa aja mereka melakukan ‘kemping’ ini. Tapi buat orang kota kayak kita, kayaknya jadi sensasi sendiri. Menyiapkan makan sendiri dari nasi liwet, mancing ikan untuk dibakar temen makan, naik pohon kelapa untuk menikmati nasi liwet spesial pake air kelapa dan lain sebagainya. Kemping di tengah sawah (yang ada kebunnya juga) bisa ditambah menu beuleum sampeu wuihh ekzotiz maan.

Dari dulu, saya suka menggunakan kesempatan berkumpul di malam hari sebagai sarana berbagi pengalaman dan pencerahan. Model inilah yang memudahkan mereka–anak-anak kemping ini– tersedot ke dunia perenungan dan tarbiyah. Sssttt jangan ribut ya. Adalah kesempatan yang luar biasa ketika kita mendapatkan diri kita menyelami pengalaman-pengalaman masa muda dengan berkelana, avonturir atau backpacker kalau anak sekarang mah.

Kemping, seingat saya memberikan banyak pelajaran dan memberikan kesan yang mendalam yang membuat kita lebih mencintai alam (dan tanah air di kemudian hari). Inilah yang membuat saya suka membagi kesenangan dengan mengajak temen-temen ke daerah-daerah bagus ini.

waduk darma jaman baheula

waduk darma jaman baheula

Kita bisa belajar teknik bivak (kalau ga ada tenda, dan biasanya memang begitu), atau ikut mensetting gubug sawah jadi tempat yang nyaman, cara membuat kompor alam atau api unggun, kompor pake kapur tulis dan lilin. Ah menyenangkan sekali, semoga setelah dipengaruhi faktor U ini semangat kemping tidak luntur. Jadi ingat Abah Iwan Abdurrahman. hehehe

Pengalaman hiking dan berangkat ke alam juga saya tularkan ke anak-anak, bahkan Salma si sulung sudah diajak-ajak ke alam sejak masih di gendongan.

salma masih segede uprit

salma masih segede uprit

Mudah-mudahan jadi kenangan terindah ya nak, dan kamu ketika sudah besar bisa manjat Kilimanjaro atau traveling ke daerah-daerah terjauh. Amiin.

4 responses to “Kemping di Sawah

  1. Hai, Salam Kenal
    sekedar membagi Informasi tentang penyewaan tenda (tenda dome, dll) , dan merentalkan alat-alat kemping lainnya (sleeping bag, matras spon, dll). peralatan ini sangat cocok digunakan untuk camping, gathering, refreshing, pelatihan dan pendidikan di alam terbuka, outbound, dan retreat. kami juga mengadakan paket paintball dan merentalkan senjata paintball. Untuk lengkapnya klik aja website kami di http://www.tendaku.net atau http://www.mrcamp.net
    thx..

  2. Ini siapa Yg Nulis Gini Boleh Tau Ga ??
    Msh Orang Kertawirama Kah ???

Leave a reply to @iwan_he Cancel reply